Nama :
Reo Ramandha
Nim : 321200062
Kelas : A Sore
Semester : VI
Mata Kuliah : E-Learning
Nim : 321200062
Kelas : A Sore
Semester : VI
Mata Kuliah : E-Learning
EFEK
FOTOLISTRIK
1.
Tujuan
Dengan
simulasi yang diberikan, siswa dapat memahami peristiwa efek fotolistrik
2.
Dasar Teori
Efek fotolistrik adalah
keluarnya elektron-elektron dari permukaan logam ketika logam tersebut dikenai
seberkas cahaya. Elektron yang keluar disebut elektron foto. Einstein pada tahun 1905 memandang cahaya sebagai
paket-paket energi yang disebut Foton.
Jika berkas cahaya yang mengenai permukaan logam memiliki frekuensi f, maka energi tiap foton cahaya adalah hf. Elektron-elektron didekat permukaan
logam terikat dalam struktur atom. Besar energi ikatan ini bergantung pada
jenis logam, dan disebut Energi ambang atau
fungsi Kerja Logam (diberi notasi W0).
Sebagai contoh, energi ambang logam seng adalah 4,31 eV dan logam Aluminium
adalah 4,08 eV. Jika energi hf dari
foton cahaya datang lebih kecil daripada energi ambang logam (hf < W0) maka elektron-elektron tidak akan keluar dari
permukaan logam, berapapun intensitas cahaya yang kita berikan. Tetapi dengan
mengganti dengan cahaya yang frekuensinya lebih tinggi atau mengganti dengan
logam yang energi ambangnya lebih kecil, sedemikian energi foton lebih besar
daripada energi ambang (hf > W0) akan menyebabkan
elektron-elektron keluar dari permukaan walaupun intensitas cahaya kecil. Jika hf > W0 , berulah itensitas cahaya akan menentukan jumlah
elektron yang keluar dari permukaan logam. Makin besar intensitas cahaya makin banyak
elektron yang keluar dari permukaan logam. Untuk lebih jelasnya perhatikan
prosedur simulasi berikut.
1. Gambar rangkaian ekperimen efek fotolistrik
Gambar 1. Rangkaian
ekperimen efek fotolistrik
2. Objek logam menggunakan logam sodium
3. Objek logam sodium di sinari cahaya warna kuning
dengan panjang gelombang λ = 582 nm
dengan intensitas 50 %.
Gambar 2. Logam
sodium disinari cahaya kuning dengan intensitas 50%
Gambar 3. Logam
sodium disinari cahaya kuning dengan intensitas 100%
Terlihat bahwa tidak terjadinya pelepasan elektron oleh logam. Hal ini
disebabkan oleh energi hf dari foton
cahaya datang lebih kecil daripada energi ambang logam (hf < W0) atau
frekuensi foton lebih kecil dari energi ambang logam, dengan demikian elektron-elektron tidak
akan keluar dari permukaan logam, berapapun intensitas cahaya yang kita berikan.
4. Logam sodium disinari cahaya ungu dengan panjang
gelombang λ = 400 nm (Ingat : energi sebanding dengan frekuensi dan
berbanding terbalik dengan panjang gelombang) dengan intensitas 50%.
Gambar 4. Logam
sodium disinari cahaya ungu dengan intensitas 50%
Dari gambar 4 diatas terlihat bahwa elektron terlepas dari logam dan
tertarik ke anoda (kutub positif). Terlihat bahwa elektron bergerak dari
katoda(kutub negatif) sisi kiri ke anoda(kutub positif) sisi kanan. Selain itu,
terbuktinya perpindahan atau terlepasnya elektron dari logam dapat dilihat
bahwa terbacanya arus sebesar 0,071 A. Hal tersebut terjadi karena dengan
mengganti cahaya yang frekuensinya lebih tinggi, sedemikian energi foton lebih
besar daripada energi ambang (hf >
W0), sehingga menyebabkan
elektron-elektron keluar dari permukaan logam walaupun intensitas cahaya kecil.
5. Jika hf
> W0 , intensitas cahaya
akan menentukan jumlah elektron yang
keluar dari permukaan logam. Makin besar intensitas cahaya makin banyak
elektron yang keluar dari permukaan logam. Hal tersebut dapat dilihat pada
gambar simulasi berikut.
Gambar 5. Logam
sodium disinari cahaya ungu dengan intensitas 100%
Berdasarkan
gambar diatas, terlihat bahwa jumlah elektron yang keluar dari logam bertambah
banyak. Selain itu, dengan dibuktikan arus yang bertambah besar yaitu 0,141 A.
Untuk
elektron yang sangat dekat dengan permukaan logam, maka begitu terlepas dari ikatannya,
elektron bebas ini segera keluar dengan kecepatan tertentu dari permukaan.
Elektron bebas dengan keadan seperti ini kita katakan memilki energi kinetik
maksimum. Besar energi kinetik maksimum (diberi lambang Ekm ) sama dengan selisih antara energi foton hf dengan energi ambang W0.
Dengan demikian persamaan-persamaan yang berlaku bagi efek fotolistrik adalah
sebagai berikut.
Keterangan:
W0 =
Energi ambang logam atau fungsi kerja logam (J)
f0 = frekuensi ambang logam
(Hz)
f
= frekuensi foton cahaya (Hz)
Ekm = energi kinetik maksimum elektron (J)
m = masaa
elektron (kg),
vm =
kelajuan maksimum elektron keluar dari permukaan (m/s)
λ = panjang
gelombang foton (m)
λ0 =
panjang gelombang ambang logam (m)
c =
kecepatan cahaya (3,0 x 108 m/s)
h = Tetapan
Planck (6,63 x 10-34 Js)
(Kanginan,
2007:172-173)
3.
Kesimpulan
Efek
fotolistrik adalah
keluarnya elektron-elektron dari permukaan logam ketika logam tersebut dikenai
seberkas cahaya dengan syarat frekuensi atau energi foton cahaya hf lebih besar dari energi ambang logam W0.
Contoh Soal
Elektron
suatu bahan baru dapat terlepas bila disinari oleh cahaya yang panjang
gelombangnya 4400 Ǻ (konstanta Planck h
= 6,6 x 10-34 Js, cepat rambat cahaya c = 3 x
108 m/s).
( a) Berapakah besar fungsi kerja bahan
tersebut ?
( b) Jika cahaya yang digunakan panjang
gelombangnya 3300 Ǻ, berapakah energi kinetik maksimum elektron yang lepas ?
Penyelesaian:
Diketahui:
panjang gelombang ambang λ0 = 4400
x 10-10 m = 4,4 x 10-7 m
h = 6,6 x 10-34 Js
c = 3 x 108 m/s
h = 6,6 x 10-34 Js
c = 3 x 108 m/s
( a) Fungsi Kerja Logam W0 adalah:
( b) Panjang Gelombang foton λ = 3300 x 10-10 m = 3,3 x 10-7 m
Referensi
Buku:
Kanginan,
M. 2007. Seribu Pena FISIKA Untuk SMA/MA
Kelas XII. Jakarta: Erlangga